Pages

Monday, 30 June 2014

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA

 Pengertian perubahan sosial menurut beberapa ahli:

  • Selo soemardjan: Perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan termasuk nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku antar kelompok dalam masyarakat.
  • Gillin: Cara-cara hidup yang telah diterima baik karena kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology maupun adanya penemuan baru dalam masyrakat itu.
  • Kingsley Davis: Perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat
  • Mac Iver: perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial
  • William Oqburn: perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.

Secara umum: perubahan dalam masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, nilai, sikap, dan pola perilaku.
 Unsur-unsur perubahan social
  • Interaksi sosial
Hubungan timbal balik antara individu-individu, kelompok-kelompok, individu-kelompok dalam kehidupan masyarakat.
  • Lembaga-lembaga sosial
Lembaga yang memuat aturan-aturan pada kebutuhan pokok manusia dari segala tingkatannya.

  • Kelompok sosial
Pengelempokan manusia berdasarkan kepentingan tertentu
  • Pelapisan (sartifikasi) sosial
Pengelompokan penduduk/masyarakat berdasarkan tingkat sosialnya.

 Bentuk-bentuk perubahan sosial  menurut Soejono Sukanto:
  • Evolusioner : perubahan sosial dalam proses yang lambat tanpa disertai rencana. Contoh: evoulusi zaman modern.
  • Revolusioner : perubahan sosial dalam proses yang cepat dapat dilakukan dengan perencanaan maupun tidak dengan perencanaan. Contoh: Perkembangan industri
  • Perubahan yang dikehendaki à perubahan yang sudah direncanakan oleh pihak-pihak yang ingin melakukan perubahan. Contoh: KB (keluarga berencana)
  • Perubahan yang dipaksa/tidak dikehendaki àperubahan yang tidak dikehendaki masyarakat. Contoh: pembangunan gedung-gedung yang menyebabkan wilayah pemukiman menjadi sempit.

 Pengertian perubahan kebudayaan

Perubahan kebudayaan : perubahan dalama sistem ide yang dimiliki bersama pada berbagai bidang kehidupan dlaam masyarakat bersangkutan

Unsur-unsur perubahan kebudayaan
  • Sistem peralatan hidup 
Peralatan dan perlengkapan hidup manusia perumahan, pakaian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat- alat produksi, dan transportasi.
  • Bahasa 
sarana komunikasi utama manusia uuntuk mengenal sesamanya. Bahasa meliputi bahasa lisan, dan bahasa tulis.
  • Sistem pengetahuan 
Pengetahuan yang dimiliki masyarakat sangat terkait dengan pengalaman hidup yang dilalui masyarakat tersebut. Contohnya seperti dengan perkembangan teknologi yang sering mengalami perubahan.
  • Sistem kemasyarakatan 
sistem kemasyarakatan sering berubah juga meliputi sistem perkawinan dan lain sebagainya.
  • Sistem ekonomi mata pencaharian
meliputi pertanian, pertenakan, perikanan dll. Sistem mata pencaharian masyarakat juga selalu berubah.
  • Sistem realigi 
yang dianut masyarakat telah mengalami perubahan, dulu mereka menganut animism dan dinamisme sekarang orang telah menganut agama dan memercayai adanya Tuhan
  • Kesenian 
meliputi seni tari, seni suara, seni luki. Seni pahat, seni music dll. Bentuk seni ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu.



 Bentuk-bentuk perubahan kebudayaan

  1. Invasi: Masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat dengan cara peperangan/penaklukan bangsa asing terhadap bangsa lain. Contoh: Peperangan antara Israel dan Palestina.
  2. Difusi à Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain, dari orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Contoh: masuknya budaya barat ke Indonesia yaitu pakaian yang fashion
  3. Akulturasi à masuknya budaya asing tetapi tidak menghilangkan budaya asli. Contoh: Bangunan rumah di daerah Kota, Jakarta Utara dan Juga Museum Fatahillah Jakarta merupakan wujud akulturasi dari kebudayaan yang dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa ketika menjajah Indonesia.
  4. Asimilasi à masuknya budaya asing dan mengakibatkan budaya asli menjadi hilang. Contoh: Orang tionghoa tinggal di Sumatra Utara dan mereak mempelajari bahasa dan budaya setempat.
  5. Sinkretisme à Unsur-unsur lama bercampur dengan yang baru dan membentuk sebuah sistem baru. Contoh: Penggabungan antara Dua Agama/Aliran atau Lebih.
  6. Milenarisme àsalah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.

 Faktor-faktor penyebab sosial dan budaya dalam masyarakat

Intern

  • Bertambah/berkurangnya penduduk
Bertambah/berkurangnya penduduk menyebabkan terjadinya perubahan sosial baik didaerah yang ditinggalkan. Bertambahnya penduduk mengakibatkan perubahan struktur masyarakat pada lembaga-lembaga kemasyarakatan

  • Penemuan-penemuan baru
Inovasi merupakan suatu proses sosial dan kebudayaan besar yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama

  • Konflik (pertentangan) dalam masyarakat
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik artinya suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuat tidak berdaya

  • Terjadi pemberontakan dalam masyarakat
Pemberontakan atau revolusi pada suatu negara akan membawa perubahan sosial dan budaya masyarakatnya. Karena revolusi akan berpengaruh besar pada perubahan struktur masyarakat dan lembaga masyarakat mulai dari yang terkecil yaitu keluarga hingga sampai lembaga lembaga Negara.


Extern
  • Perubahan lingkungan alam
Lingkungan alam tidak selamanya tetap, tetapi mudah berubah. Terjadinya berbagai bencana alam, menyebabkan tempat tinggal masyarakat terganggu. Misalnya peristiwa tsunami di aceh.
  • Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan perubahan yang sangat besar baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakat. Negara yang menang biasanya memaksa negara yang kalah untuk tunduk dan takluk menerima apa yang diinginkan oleh para pemenang, termasuk juga menerima kebudayaannya
  • Pengaruh perubahan lain
Adanya pengaruh dari masyarakat lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan budayanya hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat. Misalnya orang indonesia pada akhir akhir ini banyak yang menggunakan pakaian ala orang barat.

 Faktor-faktor perubahan sosial budaya

Faktor pendorong

  • Kontak dengan kebudayaan lain
Kontak dengan kebudayaan lain akan mendorong terjadinya perubahan, karena unsur-unsur kebudayaan tersebut akan saling menyebar dari masyarakat satu ke masyarakat lainnya

  • Sistem pendidikan formal yang maju
Pendidikan mengajarkan manusia untuk berfikir secara objektif, yang akan dapat memberikan kemampuan baginya untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan xaman atau tidak
  • Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
Masyarakat akan memberikan pendorong bagi usaha usaha untuk mengadakan penemuan penemuan baru apabila memiliki sikap menghargai hasil karya orang lain dan memiliki kemauan untuk maju
  • Toleransi terhadap perbuatan – perbuatan yang menyimpang(devition) yang bukan merupakan delik
Artinya apabila masyarakat menerima suatu bentuk tindakan yang berbeda dari kebiasaan masyarakat yang perbuatan tersebut bukan berupa kejahatan
  • Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat (open stratification)
Sistem yang terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas yang berarti memberi kesempatan bagi orang-perorangan untuk maju atas dasar kemampuan-kemampuannya.
  • Penduduk yang heterogen
Masyarakat masyarakat yan terdiri dari kelompok kelompok sosial yang mempunyai latar belakang, kebudayaan yang berbeda, ras yang berbeda, ideologi yang berbeda dst, mempermudah terjadinya pertentangan pertentangan yang menyebabkan kegoncangan-kegoncangan
  • Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
Keadaan ini apabila telah terjadi dalam waktu lama, serta masyakarat mengalami tekanan-tekanan dan kekecewaan, dapat menyebabkan timbulnya suatu revolusi dalam masyarakat tersebut

 Faktor Penghambat

  • Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain
  • Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
  • Sikap masyarakat yang sangat tradisional
  • Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam sangat kuat (vested interests)
  • Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
  • Prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing atau sikap yang tertutup
  • Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
  • Adat atau kebiasaan
  • Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tak mungkin/sulit diperbaiki

Sumber
http://owlcastle.wordpress.com/2013/10/31/perubahan-sosial-dan-perubahan-budaya/

Konflik Antar Suku


Perang Suku di Lampung – Sebuah Dendam Lama – Provinsi Lampung yang berada di ujung timur pulau sumatera ini memang memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di sumatera. Di provinsi yang berpenduduk 7.608.405 jiwa (sensus 2010) ini ditempati oleh berbagai suku, selain suku asli lampung sendiri di provinsi tersebut juga banyak penduduk / suku yang berasal dari Semendo (sumsel), Bali, Lombok, Jawa, Minang/Padang, Batak, Sunda, Madura, Bugis, Banten, Palembang, Aceh, Makassar, warga keturunan, dan Warga asing (China, Arab).
Salah satu keunikan lainnya dari provinsi lampung ialah banyak nama daerah / kecamatan nya yang dinamai seperti nama daerah di pulau jawa, seperti bantul, wates, wonosari, sidoarjo dsb. Hal tersebut bisa terjadi karena memang sejak zaman dahulu ( belanda ) provinsi lampung adalah salah satu tempat tujuan transmigrasi besar – besaran dari tanah jawa. Bahkan banyak masyarakat Lampung suku Jawa yang belum pernah menginjakkan kakinya di Pulau Jawa.

Jika Anda berkunjung ke Lampung, jangan heran menyaksikan jumlah suku asli lampung lebih sedikit dibandingkan suku-suku pendatang lainya. Bahasa yang digunakan sehari – hari pun adalah bahasa Indonesia, berbeda dengan provinsi yang bertetangga dengan lampung seperti bengkulu dan sumatera selatan yang masih menggunakan bahasa daerah masing – masing sebagai alat komunikasi. Bahkan di beberapa kota / daerah di lampung bahasa jawa digunakan sebagai bahasa komunikasi.

Tentunya dengan berbaurnya berbagai macam suku tersebut maka tingkat kecenderungan untuk terjadinya konflik pun semakin tinggi. Sebenarnya konflik – konflik antar suku sudah sering terjadi di provinsi lampung baik itu antara suku asli lampung dengan bali seperti yang terjadi saat ini, maupun jawa dengan bali atau lampung dengan jawa. Kenapa hanya ketiga suku tersebut yang sering terlibat konflik ? ya memang karena ketiga suku tersebutlah populasinya yang paling banyak.

Di beberapa daerah di lampung kita bisa menemukan sebuah desa yang seluruh penduduknya berisi orang bali. Di tempat tersebut juga biasanya terdapat sebuah pura besar tempat mereka melakukan kegiatan agama, sama persis seperti keadaan di bali.

Pada sisi lain masyarakat asli Lampung yang memiliki falsafah hidup fiil pesenggiri dengan salah satu unsurnya adalah ”Nemui-nyimah” yang berarti ramah dan terbuka kepada orang lain, maka tidak beralasan untuk berkeberatan menerima penduduk pendatang. Tetapi dengan seiring waktu falsafah hidup tersebut mulai luntur dikarenakan berbagai macam hal.

Suku asli Lampung pada dasarnya bersikap sangat baik terhadap para pendatang, mereka menyambut baik kedatangan para pendatang tersebut tetapi memang terkadang para pendatang lah yang sering menyulut amarah penduduk asli lampung. Sebagai tuan rumah, suku asli lampung tentunya tidak akan tinggal diam jika mereka merasa dihina oleh suku lain apalagi hal tersebut berkaitan dengan masalah “harga diri”.

Konflik antar suku dilampung memang bukan merupakan sebuah hal baru, konflik tersebut sudah pernah terjadi sebelumnya dan pemicunya hanyalah berawal dari masalah sepele. Bahkan di tempat yang sama dengan saat ini terjadi perang suku saat ini yaitu di Sidorejo kecamatan Sidomulyo juga pernah terjadi pada bulan januari 2012 kemarin, pemicunya adalah perebutan lahan parkir. Berikut ini beberapa perang antar suku yang pernah terjadi di Lampung :

  • Pembakaran pasa Probolinggo Lampung Timur oleh suku bali. 
  • 29 Desember 2010 : Perang suku Jawa / Bali vs Lampung berawal dari pencurian ayam. 
  • September 2011 : Jawa vs Lampung 
  • Januari 2012 : Sidomulyo Lampung Selatan Bali vs Lampung 
  • Oktober 2012 : Sidomulyo Lampung Selatan. 

Konflik diatas adalah beberapa konflik yang terhitung besar, selain konflik besar yang pernah terjadi diatas di lampung juga sering terjadi konflik – konflik kecil antar suku namun biasanya hal tersebut masih bisa diredam sehingga tidak membesar.

Dari konflik – konflik kecil tersebut timbullah dendam diantara para suku – suku tersebut sehingga jika terjadi insiden kecil bisa langsung berubah menjadi sebuah konflik besar. Pengelompokan suku di daerah lampung memang sudah terjadi sejak lama, bahkan hal tersebut sudah terjadi sejak mereka remaja. Di beberapa sekolah didaerah lampung anak – anak suku bali tidak mau bermain / bersosialisasi dengan anak – anak suku lainnya begitu juga dengan anak – anak dari suku jawa maupun lampung. Mereka biasanya berkelompok berdasarkan suku mereka sehingga jika diantara kelompok tersebut terjadi perselisihan tentunya akan melibatkan suku mereka.

Terkait degan bentrokan di Lampung Selatan, Minggu (28/10/2012), Divisi Humas Mabes Polri hari ini, Senin (29/10/2012) merilis kronologis resmi versi Polisi terkait bentrokian tersebut melalui laman online humas mabes polri di www.polri.go.id.

Berikut kronologis lengkap bentrok yang merenggut 3 nyawa tersebut :

  • Pada hari Minggu tanggal 28 Oktober 2012 pukul 09.30 WIB di desa Sidorejo kecamatan Sidomulyo kabupaten Lampung Selatan, telah terjadi bentrokan antara warga suku Lampung dan warga suku Bali.
  • Kronologis kejadian : Pada hari Sabtu tanggal 27 Oktober 2012 pukul 17.30 WIB telah terjadi kecelakaan lalu-lintas di jalan Lintas Way Arong Desa Sidorejo (Patok) Lampung Selatan antara sepeda ontel yang dikendarai oleh suku Bali di tabrak oleh sepeda motor yang dikendarai An. Nurdiana Dewi, 17 tahun, (warga Desa Agom Kec. Kalianda Kab. Lampung Selatan berboncengan dengan Eni, 16 Th, (warga desa Negri Pandan Kec. Kalianda Kab. Lampung Selatan).
  • Dalam peristiwa tersebut warga suku Bali memberikan pertolongan terhadap Nurdiana Dewi dan Eni, namun warga suku Lampung lainnya memprovokasi bahwa warga suku Bali telah memegang dada Nurdiana Dewi dan Eni sehingga pada pukul 22.00 WIB warga suku Lampung berkumpul sebanyak + 500 orang di pasar patok melakukan penyerangan ke pemukiman warga suku Bali di desa Bali Nuraga Kec. Way Pani. Akibat penyerangan tersebut 1 (satu) kios obat-obatan pertanian dan kelontongan terbakar milik Sdr Made Sunarya, 40 tahun, Swasta.
  • Pada hari Minggu tanggal 28 Oktober 2012 pukul 01.00 WIB, masa dari warga suku Lampung berjumlah + 200 orang melakukan pengrusakan dan pembakaran rumah milik Sdr Wayan Diase. Pada pukul 09.30 WIB terjadi bentrok masa suku Lampung dan masa suku Bali di Desa Sidorejo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.
  • Akibat kejadian tersebut 3 (tiga) orang meninggal dunia masing-masing bernama: Yahya Bin Abdul Lalung, 40 tahun, Tani, (warga Lampung) dengan luka robek pada bagian kepala terkena senjata tajam, Marhadan Bin Syamsi Nur, 30 tahun, Tani, (warga Lampung) dengan luka sobek pada leher dan paha kiri kanan dan Alwi Bin Solihin, 35 tahun, Tani, (warga Lampung), sedangkan 5 (lima) orang warga yang mengalami luka-luka terkena senjata tajam dan senapan angin masing-masing : An. Ramli Bin Yahya, 51 tahun, Tani, (warga Lampung) luka bacok pada punggung, tusuk perut bagian bawah pusar, Syamsudin, 22 tahun, Tani, (warga Lampung) Luka Tembak Senapan Angin pada bagian Kaki. Ipul, 33 tahun, Swasta, (warga Lampung) Luka Tembak Senapan Angin pada bagian paha sebelah kanan dan Mukmin Sidik, 25 tahun, Swasta, (warga Lampung) luka Tembak Senapan Angin di bagian betis sebelah kiri.
  • Kasus ditangani Polres Lampung Selatan Polda Lampung.
Mungkin dengan kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi para penduduk lampung untuk melakukan instropeksi diri masing – masing. Banyak warga asli lampung mengatakan para pendatang didaerah mereka tidak tahu diri, tidak sopan atau menghargai mereka sebagai penduduk asli. Begitu juga dengan warga pendatang jangan karena merasa mereka memiliki kelompok yang banyak dan memiliki solidaritas yang besar terus bersikap semena – mena terhadap suku lainnya karena walau bagaimanapun mereka adalah pendatang / tamu dan layaknya seorang tamu tentu harus menghormati tuan rumah.

Segala macam upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meredam konflik di Lampung, sering diadakannya pertemuan antar ketua adat di lampung ternyata belum mampu meredam konflik – konflik yang sering terjadi, hal tersebut terjadi karena diantara mereka sebenarnya saling menyimpan dendam.


Sumber
http://regional.kompasiana.com/2012/10/30/perang-suku-di-lampung-sebuah-dendam-lama-505234.html

Anjuran Kerukunan Beragama

Agama
           Agama yang kita ketahui ialah suatu prinsip kepercayaan kepada tuhan yang harus dimiliki setiap manusia, karena dengan beragama kita bisa mengenal dirinya dan tuhannya, dan juga dengan kita beragama kita bisa mengetahui hak dan kewajiban kita sebagai makhluk yang diciptakan tuhan itu untuk apa dan harus berbuat apa.

          Yang kita ketahui di indonesia banyak mayarakatnya yang memiliki kepercayaan yang beragam, teteapi agama yang diakui oleh negara indonesia hanya 5 yaitu :
1.      Agama Islam
2.      Agama Hindu
3.      Agama Budha
4.      Agama Kristen Protestan dan Katolik
5.      Agama Kong Hu Cu

Penjelasan singkat tentang kapan Masuknya Agama-agama yang ada di indonesia :
  1. Islam : Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, dengan 88% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera. Masuknya agama islam ke Indonesia melalui perdagangan.
  2. Hindu : Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi, bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Mataram dan Majapahit.
  3. Budha : Buddha merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba pada sekitar abad keenam masehi. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu.
  4. Kristen Katolik : Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Dan pada abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.
  5. Kristen Protestan : Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mengutuk paham Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia. Agama ini berkembang dengan sangat pesat di abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eopa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda.
  6. Konghucu : Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang Tionghoa tiba di kepulauan Nusantara. Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yang individual.


Masyarakat                                                                                

             Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983). Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. golongan masyarakat dapat diartikan sebagai penggolongan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama atau sejenis. Dalam kamus sosiologi dinyatakan sebagai kategori orang-orang tertentu, dalam suatu masyarakat yang didasarkan pada cirri-ciri mental tertentu Berdasarkan definisi di atas, penggolongan masyarakat dapat dibuat berdasarkan ciri yang sama. Contohnya yaitu :

•    penggolongan berdasarkan jenis kelamin adalah pria dan wanita;
•    penggolongan berdasarkan usia adalah tua dan muda;
•    penggolongan berdasarkan pendidikan adalah cendekia dan buta huruf;
•    penggolongan berdasarkan pekerjaan adalah petani, nelayan, golongan buruh, pengrajin, pegawai negeri, eksekutif, dan lain-lain.

              Menurut Hendropuspito, meskipun tidak dapat dibuat berdasarkan kedudukan social yang sama, seperti pada lapisan social, penggolongan ini pada dasarnya untuk kepentingan pengamat social alam penelitian-penelitian terhadap masyarakat.

Masalah yang timbul dimasyarakat karena faktor agama yaitu seperti berikut :

  • Tahun 1996, 5 gereja dibakar oleh 10,000 massa di Situbondo karena adanya konflik yang disebabkan oleh kesalahpahaman.
  • Adanya bentrok di kampus Sekolah Tinggi Theologi Injil Arastamar (SETIA) dengan masyarakat setempat hanya karena kesalahpahaman akibat kecurigaan masyarakat setempat terhadap salah seorang mahasiswa SETIA yang dituduh mencuri, dan ketika telah diusut Polisi tidak ditemukan bukti apapun. Ditambah lagi adanya preman provokator yang melempari masjid dan masuk ke asrama putri kampus tersebut. Dan bisa ditebak, akhirnya meluas ke arah agama, ujung-ujungnya pemaksaan penutupan kampus tersebut oleh masyarakat sekitar secara anarkis.
  • Perbedaan pendapat antar kelompok – kelompok Islam seperti FPI (Front Pembela Islam) dan Muhammadiyah.
  • Perbedaan penetapan tanggal hari Idul Fitri, karena perbedaan cara pandang masing – masing umat.

           Sikap yang harus kita miliki jika ingin masyarakat bisa hidup berdampingan walaupun berbeda keyakinan, karena kerukunan hidup beragama adalah keharmonisan hubungan dalam dinamika pergaulan dan kehidupan bermasyarakat yang saling menguatkan dan diikat oleh sikap pengendali diri dalam wujud-wujud sebagai berikut :

  • Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya;
  • Saling hormat menghormati dan bekerja sama intem pemeluk agama, antara berbagai golongan agama dan antara umatumat beragama dengan pemerintah yang sama-sama beitanggung jawab membangun bangsa dan negara;
  • Saling tenggang rasa dengan tidak memaksakan agama kepada orang lain.

sumber



(http://prasetyoarii.blogspot.com/2014/02/tugas-ilmu-budaya-dasar-tulisan-bebas.html)